Minggu, 16 Desember 2012

Potret ulama Akhirat

POTRET ULAMA AKHIRAT

Kata-kata ulama di kalangan umat islam Indonesia mengalami Distorsi makna yang terkadang
jauh apa yang di kehendaki al-quran. Ada seorang yang baru bisa ceramah dan belum mendalami Ilmu keIslamannya sudah di sebut ulama. Bahkan di sebuah Kampung terpencil ada seorang tokoh masyarakat yang bisa memimpin do'a dalam berbagai macam acara keagamaan sudah di sebut ulama dan di angkat sebagai anggota majelis ulama kecamatan padahal bacaan al-qur'an nya masih blepotan. Disana masih banyak contoh lain yang menunjukan distorsi makna ulama atersebut. bahasa iuni mencoba mengembalikan makna yang hakiki dari kata-kata ulam yang dikehendaki al-quran.
kata-kata ulama disebutkan dalam al-quran sebanyak dua kali yaitu dalan asy Syu'ara' 197 dan dalam surat fatir 28. Yang Intisarinya bahwa ulama adalah orang yang memiliki ilmu yang mumpuni sehingga ilmu tersebut membawa dirinya sifat khasyyah atau rasa takut hanya kepada allah saja.
sedangkan kriteria terperinci yang harus dimiliki ulama atau ulil albab banyak bertebaran dalam beberapa ayat sebagai berikut :

1. Orang yang berdzikir kepada allah baik dalam keadaan berdiri,duduk,ataupun berbaring ketika tidak mampu duduk atau berdiri. Dzikir ini bisa dilakukan waktu shalat ataupun lainnya. (lih Ali Imran 191).
Ulama yang sesungguhnya lebih suka menggunakan waktunya untuk berdzikir dan berfikir dari pada musik bethoven atau perbuatan laghwun atau lahwun.
2. Selalu bertafakkur tentang penciptaan langit dan bumi, Bagaimana langit ditinggikan tanpa tiang,bagaimana bintang-bintang di langit dan bagaimana bumi di hamparkan,bagaimana gunung-gunung ditegakkan yang bawahnya dialiri sungai-sungai yang banyak. Tafakkur demikian tentang semua ciptaan allah akan menambah keimanan ulama (Lih. Ali Imran 191)
3. Menjauhi penyembahan kepada thogut yaitu setan atau sesembahan selain allah (Az Zumar 17). Kalau ada orang yang masih percaya atau memberikan pengabdian kepada jin,jimat atau totem lainnya bukanlah termaksuk Muslim apalagi ulama,walaupun mungkin dijuluki oleh orang sekitarnya sebagai kiai atau ustadz atau mungkin menjadi anggota majlis ulama di suatu kampung.
4. Mengembalikan semua urusan kepada allah dan hanya allah sajalah yang disembahnya.(Az Zumar 17).
Orang yang masih suka menyadarkan diri pada dukun,ahli nujum atau hal syirik lainnya tidak berhak disebut sebagai ulama.
5. Selalu mengikuti ha-hal yang terbaik dari semua pendapat yang didengarkan kemudian direalisaikan dalam bentuk perbuatan dan sikap atau ucapannya (Az Zumar 18). Ulama tidak congkak dengan pendapatnya. Memiliki sifat toleran terhadap pendapat orang lain. Lebih dari itu,bila ada pendapat yang lebih baik dia akan mengikuti pendapat tersebut. Para imam madzhab tidak perna merasa bahwa pendapatnyalah yang paling baik yang paling benar. Mereka amat lapang dada dengan pendapat orang lain walaupun berbeda atau bertentangan. Itulah ciri ulama
6. Senantiasa memenuhi janji ALLAH untuk mengakui rububyyatullah dan memenuhi apa yang diajarkan allah dalam kitab suciNya.(Ar Ra'd 20). Janji yang telah dikuhkuhkannya dialam arwah untuk mengakui rububyyatullah di tepatinya di dunia sehingga tidak pernah ingkar.
7. Tidak merusak perjanjian umum yang telah dikuhkuhkan antara mereka dengan allah atau dengan manusia (Ar Ra'd 20). Janji adalah hutang yang harus dilunasi. Melanggar janji merupakan salah satu ciri munafik. Oleh sebab itu ulama amat jauh dari perbuatan ini.

Itulah beberapa sifat dan kriteria yang mesti dimiliki para ulama atau ulil albab. Kita harus waspada kepada
orang yang berbaju seperti ulama atau menggunakan atribut-atribut keulamaan, padahal Ia hanyalah orang yang ingin memenuhi ambisi pribadinya dan jauh dari perjuangan li i'laai kalimatillah. wallahu a'lam.


Pos by:
http://www.facebook.com/aenur.vickers
Script TV Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar